Hindu Dalam Wacana Bali Sentris – Non-Bali Sentris

Di India Wahyu Hyang Widhi diterima oleh Sapta Rsi dan dituangkan dalam susunan sistematis oleh Bhagawan Abyasa dalam bentuk Catur Weda.

Pangawi dan ahli Weda I Gusti Bagus Sugriwa (alm) dalam bukunya ”Dwijendra Tattwa” (Upada Sastra, 1991) menyiratkan bahwa, di Bali wahyu Hyang Widhi diterima setidak-tidaknya oleh Enam Maha Rsi.

via PINANDITA SANGGRAHA NUSANTARA: Hindu Dalam Wacana Bali Sentris-Non-Bali Sentris.

Makna Pelinggih Taksu di Merajan

Parisada Hindu Dharma Indonesia – Makna Pelinggih Taksu di Merajan.

MEMELIHARA kesehatan indria agar dapat berfungsi secara sempurna merupakan upaya hidup sehari-hari yang wajib dilakukan. Indria tersebut adalah alat untuk dapat kita merasakan adanya suka dan duka dalam kehidupan ini. Cuma indria yang sehat sempurna itu harus digunakan di bawah kendali pikiran yang cerdas. Kecerdasan pikiran itu dilandasi oleh kesadaran budhi yang bijaksana. Struktur diri yang demikian itulah yang akan dapat mengimplementasikan kesucian Atman dalam wujud perilaku.

Indria, pikiran dan kesadaran budhi yang mampu menjadi media kesucian Atman itulah yang menyebabkan orang disebut mataksu dalam hidupnya. Kata ”taksu” berasal dari kata ”aksi” artinya melihat. Melihat itu dengan cara pandang yang multidimensi itulah menyebabkan orang disebut mataksu. Melihat sesuatu tidak hanya dengan mata fisik saja. Pandangan mata fisik itu dianalisis oleh pandangan pikiran yang cerdas dan dipandang dengan renungan rohani yang mendalam. Cara pandang yang demikian itulah yang akan dapat melihat sesuatu dengan multidimensi. Penglihatan yang multidimensi itulah menyebabkan orang mataksu.